Selasa, 11 Desember 2012

Pesona Gajah Lampung Timur



Menyimak media massa baru-baru ini, sejumlah tempat wisata yang ada di dunia berharap agar menjadi salah satu bagian keajaiban dunia.Salah satu yang ingin diharapkan masyarakat Indonesia saat ini ialah keberadaan Pulau Komodo agar menjadi bagian dari keajaiban dunia tersebut.

Meskipun saat ini peringkat Pulau Komodo untuk menjadi bagian dari 7 keajaiban tempat wisata masih berada diurutan kedelapan, namun harapan itu masih ada. Nah, berawal dari hal itu sebenarnya masih banyak potensi wisata yang ada di Indonesia untuk dipromosikan masuk dalam daftar 7 keajaiban dunia, yakni Taman Nasional Way kambas atau TNWK, yang daya tariknya begitu mempesona dengan adanya hewan berbelalai nan pintar yakni gajah.

Menarik sekali ketika berbincang dengan seseorang yang telah lama bergelut di dunia melatih gajah, yakni sebagai pawang gajah. Banyak informasi didapat dari menggali seputar pesona gajah tersebut.
Gajah merupakan hewan yang menurut mitos masyarakat tradisional sebagai “simbah” yang memiliki kepekaan sosial tinggi dan tidak rela jika di suatu tempat terdapat perilaku mesum.

Informasi tersebut berasal dari Suratno (43), seorang warga dari Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur yang sejak lama berprofesi sebagai pawang gajah di Pusat Latihan Gajah (PLG) Balai Taman Nasional Way kambas (BTNWK) tersebut.
 Menurutnya, pesona gajah yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur tersebut cukup dikenal baik, di tingkat lokal provinsi, level nasional hingga internasional.
“Saya sudah lama menjadi pawang gajah, dan hingga beberapa kali melakukan tour ke berbagai daerah,” katanya.
Menurutnya, gajah dari Lampung Timur sering diundang untuk tampil di berbagai event baik lokal maupun nasional, dan bahkan ada tawaran dari luar negeri, jelasnya. Berdasarkan pengalaman para penikmat atraksi hewan, lanjut dia, gajah yang berasal dari Lampung Timur cukup pintar dan membuat para penonton semakin terpesona dengan ulah hewan bertubuh tambun tersebut.

Dikatakannya, karena pesona itulah gajah dari Lampung Timur sering diundang ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Jawa Barat, Surabaya, Palembang, hingga ke Bali.“Memang gajah dari Lampung Timur dikenal cukup luas, hingga keberbagai daerah seperti contohnya di Bali. Bahkan, event atraksi gajah yang digelar di Bali membuat wisatawan asing terheran-heran dan ingin melihat langsung ke PLG Lampung Timur,” paparnya.

Ia menjelaskan, karena kejinakan gajah dari Lampung Timur tersebut tidak membuat penikmat atraksi hewan tidak takut, dan apalagi melihat gajah  dari Lampung Timur yang cukup lincah itu.
“Jika semula ada yang mengatakan harus berhati-hati saat melihat gajah, sebab bisa mengamuk sewaktu-waktu, namun apabila berdekatan dengan gajah Lampung Timur tidak perlu khawatir,” tuturnya.
Ia menambahkan, sejak pesona gajah Lampung Timur diketahui hingga ke berbagai maka pihaknya sering “kebanjiran” order baik yang berasal dari lembaga atau pun perseorangan yang berniat mengundang gajah Lampung Timur berikut pawangnya untuk menghibur masyarakat.
“Jika ada permintaan, kami siap mendatangkan gajah Lampung Timur dengan jasa Rp2 juta per ekor gajah, namun tidak termasuk biaya makan plus operasional pawang gajah. Untuk pengangkutan gajah dan sewa pembatas lapangan atraksi gajah juga diserahkan kepada penyewa tersebut,” paparnya.
Sementara itu, pihak PLG BTNWK Lampung Timur saat ini memiliki 65 ekor gajah jinak, yang siap diundang ke berbagai tempat untuk mengibur masyarakat.
“Mendatangkan gajah lebih murah dan meriah, apalagi banyak masyarakat yang menyukainya,” katanya.
Ia melanjutkan, permintaan untuk mendatangkan gajah di tingkat Provinsi Lampung sendiri cukup ramai, seperti sebelumnya atraksi gajah di Pringsewu, Kalinda, Kotabumi, Bandar Jaya, hingga ke Lampung Barat meskipun di tempat tersebut juga banyak gajahnya.
            “Hal itulah yang membuat pesona gajah Lampung Timur semakin dikenal luas ke berbagai daerah,” ujarnya.
            Diungkapkannya, untuk menjadikan gajah menjadi pintar beratraksi tidak mudah, dibutuhkan kerja keras, kesabaran dan keuletan dalam melatih gajah.
            Jika ingin bagus, terangnya, gajah harus dilatih sejak berumur kecil hingga berumur 2 tahun, lalu biasanya sudah jinak dan bisa beratraksi.
            “Meski sebenarnya gajah yang sudah dewasa bisa kita latih dan bahkan ada gajah liar dari hutan bisa kita latih menjadi jinak,” jelasnya.
            Menurutnya, saat ini di PLG Way Kambas terdapat 62 gajah dewasa dan 3 gajah masih kecil, yang umurnya sekitar 2 tahun.
            Sementara itu, PLG yang ada di TNWK Lampung Timur juga cukup terkenal di Indonesia, sebab sudah banyak gajah yang berhasil dijinakkan dan terlatih, maka tidak heran jika sejumlah daerah mengirimkan gajah liarnya untuk dijinakkan di PLG tersebut.
            “PLG yang ada di Indonesia tidak banyak, dan PLG di Way Kambas itu, merupakan yang paling populer dan mampu melatih gajah dengan baik,” ujar Suratno menambahkan.
            Bahkan, lanjut Suratno, gajah-gajah yang berhasil dilatih di PLG Way kambas tersebut banyak digunakan oleh balai-balai yang lain untuk menghalau gajah liar yang sering berkonflik dengan warga di daerah masing-masing.
            Dengan adanya pesona gajah Lampung Timur tersebut menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi, bahwa Kabupaten Lampung Timur memiliki potensi yang luar biasa mahalnya yakni dengan kehadiran gajah jinak yang mampu menyedot perhatian para penikmat atraksi gajah.
Peluang Sebagai Promosi Wisata
Keberadaan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur memiliki banyak keuntungan jika potensi tersebut digali dengan serius. Maka dengan adanya sejumlah perhatian Pemkab Lampung Timur itu diharapkan mampu meningkatkan citra positif daerah di mata masyarakat lokal, nasional, hingga manca negara.
Sementara itu, pada ajang Festival Way Kambas (FWK) yang rutin digelar setiap tahunnya, diharapkan mampu menarik wisatawan domistik dan luar negeri.
Kegiatan itu sendiri sebelumnya selalu dilaksanakan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Labuhan Ratu sebanyak 8 (delapan) kali, dan baru yang kesembilan ini diadakan di ibukota Sukadana, Lampung Timur (Lamtim).
            Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamtim, Marinus Sinurat, saat berada di Sukadana mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk mempromosikan kepariwisataan yang dimiliki Kabupaten Lamtim baik kepada masyarakat setempat, wisatawan domestik maupun luar negeri.
"Kebudayaan yang dimiliki Lamtim cukup beragam, sehingga hal ini penjadi ajang pengenalan dunia wisata Lamtim bagi seluruh masyarakat dan wisatawan," ujarnya.
Dia menambahkan, sebelumnya Festival Way Kambas (FWK) itu selalu diadakan di taman way kambas, namun kurang mendapat respon masyarakat, karena lokasinya cukup jauh dan berada di areal hutan.
Dari pengalaman sebelumnya itu, ujarnya, maka pemerintah daerah memindahkan acara pembukaan Festival Way Kambas di ibukota Sukadana, namun untuk acara inti berupa atraksi gajah dan fasilitas out "bond" tetap berada di TNWK itu.
Dalam suatu kesempatan itu, Bupati Lampung, Satono dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya Festival Way Kambas tersebut dapat menginspirasikan kemajuan pariwisata yang akan datang.
Dunia pariwisata, ujarnya, dapat semakin berkembang apabila mendapat kerjasama semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, dinas terkait, dan masyarakat sekitar.
"Semoga saja, dengan adanya beragam keanekaragaman hayati yang dimiliki Lamtim, dapat dijadikan daya tarik tersendiri yang dapat menarik wisatawan lebih banyak," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP di saat mengunjungi Kota Sukadana Lampung Timur mengatakan bahwa potensi hutan di Kabupaten Lampung Timur cukup besar, terutama di hutan TNWK yang luasnya mencapai 125 ribu hektare.

Ia menjelaskan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan RI untuk menjadikan TNWK itu sebagai salah satu kawasan hijau di Indonesia.

"Jika hutan TNWK sebagai kawasan hijau terwujud maka bisa menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara," ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Lampung Timur yang baru dilantik hendaknya peduli dengan kelestarian hutan di daerah itu.
"Lampung Timur memiliki keunggulan yang tidak dimiliki kabupaten/ kota lain di Provinsi Lampung ini, yakni adanya kawasan hutan yang juga sebagai tempat wisata, pusat latihan gajah (PLG), dan rencananya dijadikan kawasan hijau," katanya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur perlu mengalokasikan anggaran bagi kelestarian hutan di TNWK, karena nantinya juga akan didukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan Kementerian Kehutanan RI.

"Jika Pemkab Lampung Timur dapat mengalokasikan anggaran untuk kelestarian hutan sebesar 2,5 miliar, Pemprov Lampung bisa lima miliar, bahkan Kementerian Kehutanan RI akan mendukung anggaran hingga dua kali lipatnya," terangnya. Ia berharap, pembangunan daerah terus berjalan sehingga potensi keunggulan daerah dapat diberdayakan bagi kemakmuran masyarakatnya.***

0 komentar:

Posting Komentar